Inilah Yang Akan Terjadi Jika ISIS dan Anteknya Berkuasa di Indonesia
Oleh : Dr. Anton Charliyan,
MPKN
(Penggiat Anti Radikalisme & Intoleran)
WNMNees.TV, JABAR – Penggiat Anti Radikalisme & Intoleran, Dr. Anton Charliyan, MPKN, mengungkapkan kondisi yang diperkirakan akan terjadi jika ISIS dan anteknya berkuasa di Indonesia.
Pegiat sekaligus pemerhati Anti Radikalisme dan Intoleran itu mengatakan, penumpang gelap berjubah semangat Islam untuk mendirikan Negara berkedok agama di Indonesia, yang lebih populer dengan NII memanfaatkan mekanisme demokrasi demi mengganti sistem menjadi khilafah.
“Jadi bukan peduli pada esensi demokrasinya, tapi betul-betul take advantage pada momentum itu,” ujar Abah Anton Charliyan, Rabu (12/01/21).
Abah Anton mengungkapkan, pernahkah kita bayangkan apa yang akan terjadi, jika Negara kita dikuasai ISIS dan anteknya seperti, Hizbur Tahrir, Ihwanul Muslimin, Jamaah Islamiah dan lainnya, dimana kelompok – kelompok tersebut di 26 negara, termasuk di Timur Tengah sudah dilarang dan dibubarkan yang selalu bermimpi ingin mendirikan Negara Khilafah dengan strategi berjubah semangat Islam untuk mendirikan Negara berkedok agama yang di Indonesia lebih populer dengan NII, maka Indonesia bisa dipastikan akan bubar dan tinggal nama.
Abah Anton Charliyan menjabarkan, “Sebagaimana yang pernah terjadi di Suriah dan Afganistan, yang kini ramai jadi aksi bersama masyarakat Garut Jabar yang tergabung dalam komunitas ALMAGARI (Aliansi Masyarakat Garut Anti Radikalisme dan Intoleran) karena mereka sadar akan bahaya NII, yang kira-kira, inilah yang akan terjadi apabila Garut menjadi Negara NII.
“Di Suriah pernah kita lihat di media-media nasional maupun internasional, bahwa pasukan ISIS menghancurkan patung-patung, relief dan benda bersejarah lainya, maka tidak akan jauh berbeda bila menguasai Indonesia pun akan berbuat hal yang sama,” Papar Abah Anton.
Lebih lanjut Abah Anton menyodorkan contoh untuk memperkuat argumennya, “Secara otomatis, Candi Borobudur sebagai Candi terbesar di Dunia, Candi Mendut, Prambanan, Rorojongrang dan Candi lainnya diprediksi akan di bumi hanguskan, rata dengan tanah karena dianggap sebagai Berhala. Kemudian museum – museum pun tak luput akan dihancurkan, karena dianggap sebagai tempat menyimpan benda yang mengarah pada Kemusyrikan.”
Menurut Abah Anton, Negara Islam Indonesia (NII) merupakan kelompok teroris berkedok agama. Dia menyebut Tahlil, Maulidan, Rajaban Sholawatan, syukuran dan tradisi – tradisi hajat lainya, pasti akan dilarang karena dianggap sebagai Bid’ah dan tidak sesuai dengan Sunah Rosul. Demikian juga tempat ziarah para wali, para syech dan para aulia lainya pasti akan dibongkar juga dijadikan kebun karena ziarah kubur dianggap sebagai perbuatan Syirik.
Abah Anton Charliyan menduga bahwa Negara Islam Indonesia (NII) di Garut membajak Islam untuk syahwat kekuasaannya, hal ini berpengaruh kepada nasib para pemimpin nasionalis yang saat ini termasuk golongan Anti Radikal dan Intoleransi, akan dicap sebagai kafir, anti Islam, yang langsung akan dieksekusi mati, minimal sangsi teringan masuk penjara.
Selain itu, menurut Abah Anton, hartanya pun akan disita sebagai ghanimah berarti harta yang diambil dari musuh Islam dengan cara perang. Tempat-tempat ibadah agama non muslim seperti pura, kelenteng ,gereja dana tempat peribadatan lainnya tidak bisa dibayangkan nasibnya, akan dijadikan apa, yang pasti dibekukan aktivitasnya.
Semua akan dialih fungsikan sebagai kantor atau gedung pertemuan. Selain itu, sistem keuangan pun yg pasti akan dirubah mengatasnamakan sistem Syariah, sehingga tidak akan ada lagi Bank umum seperti BRI, BNI, BCA, Mandiri dan bank-bank konvensional lainnya.
Papan nama kantor dan jalan pun selain huruf latin dibawahnya bisa dipastikan akan diwajibkan memakai huruf arab, sehingga tidak akan ada lagi yang namanya huruf Jawa Hanacaraka, Sunda Kaganga, Huruf Bali, Makasar dan tulisan-tulisan lainnya sebagai warisan budaya bangsa Indonesia tutup buku.
Pakaian resmi sehari-harinya, jelas akan lebih banyak menggunakan gamis dan sorban dari pada pakaian batik, apalagi pakaian adat, tidak menutup kemungkinan bisa diharamkan, termasuk kesenian akan berubah total, irama gambus pasti akan lebih dominan dari pada irama kecapi suling dan gamelan.
Bahkan bukan tidak mungkin, para penyanyi tidak akan lagi bisa manggung dan merekam lagu, karena menjual suara pun termasuk salah satu perbuatan yang diharamkan.
Akibatnya, wajah Islam menjadi buruk di mata dunia karena aksi-aksi NII dan peristiwa yang terjadi yang saat ini bisa dianggap sebagai suatu Kenaifan, tapi betul-betul akan jadi kenyataan, bila mereka benar-benar bisa berkuasa di Negara kita.
Karena itu Abah Anton Charliyan menegaskan, NII adalah kelompok antidemokrasi. Karena antidemokrasi, maka anggota dan pendukung NII tak akan masuk dalam bingkai NKRI yang Berbhineka Tunggal Ika dalam ideologi Pancasila.
Kegiatan NII juga bisa berpengaruh kepada persatuan dan kesatuan bangsa, harmonisasi kebangsaan bisa terusik, sebagai contoh, Bali, sebagai pusat destinasi wisata nasional dan international, NTT sebagai pusat fauna langka dunia, Papua sebagai Sumber SDA alam terbesar di Indonesia, Kalbar, Menado, Maluku, sebagai provinsi yang mayoritas non muslim, dipastikan akan memisahkan diri dari NKRI, karena tidak mungkin lagi bergabung dengan Negara yang berdasarkan agama yang berbeda Akidah nya dengan mereka.
Abah Anton pun menilai apabila NII berkembang di Garut dan tidak segera di basmi, maka masih banyak peristiwa tragis yan akan terjadi di indonesia, yang tidak mungkin bisa dipaparkan semua.
“Yang jelas, tidak akan jauh berbeda persis sebagaimana yang pernah terjadi di Suriah, Afganistan dan negara timur tengah lainnya yang pernah kita saksikan di mass media nasional dan internasional juga di media sosial.” Terang Abah Anton.
Maka dengan demikian otomatis bila Indonesia dikuasai NII, ISIS dan anteknya, NKRI pasti bubar, hanya tinggal sebuah nama, bahwa dulu pernah ada yang namanya NKRI, tapi kini hanya tinggal sebuah kenangan, sebagai sejarah di masa lalu.
Itulah sekilas gambaran bila Indonesia dikuasai mereka, para pemimpi NII, yang sampai saat ini terus berjuang untuk merebut NKRI dengan kedok dan jubah agama yang dibungkus indah dengan mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) yang pada kenyataanya sebagaimana telah terjadi di negara-negara lain.
Abah Anton menuturkan, pada kenyataanya yang bermain itu hanya kelompok-kelompok Aponturir yang haus akan Jabatan dan Kekuasaaan yang sesungguhnya tidak terlepas dari kepentingan negara-negara Adikuasa, yang ingin menguasai Sumber Daya Alam suatu Negara tertentu yang dianggap kaya dengan memanfaatkan kelompok-kelompok manusia-manusia ambisius yang akan jadi bonekanya, salah satu strateginya yaitu dengan memanfaatkan fanatisme Agama sebagai dogma yang paling murah dan paling Efektif yg selama ini terus mereka mainkan di berbagai negara yg jadi Target Opersi nya
Abah Anton Charliyan pun menilai, “Maraknya isu radikalisme dan intoleransi Negara Islam Indonesia (NII) di Garut telah dimanfaatkan oleh kelompok tertentu demi mendapatkan momentum. Bukan demi demokrasi itu sendiri, tapi untuk mencapai tujuan akhir mereka mengganti sistem yang ada di Indonesia saat ini,” tegasnya.
Sebagai contoh yang terjadi di Libya, Turki, Suriah dan Afganistan, dengan gambaran di atas tadi, lalu relakah jika Negara kita dikuasai mereka?. Sekali lagi relakah jika Negara kita dikuasai mereka?
Mereka yang sesungguhnya merupakan kelompok-kelompok ambisius yang serakah, yang senantiasa menjual agama demi kepentingan diri dan kelompoknya, yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamin dan sekali lagi gerakan mereka tidak ada kaitannya sama sekali dengan Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil Alamin.
Menurut mantan Kadiv Humas Polri, Anton Charliyan, “Jika kita masih mencintai NKRI, dan masih menginginkan NKRI tetap berdiri sebagai Bangsa dan Negara yang Utuh dan Berdaulat, mari kita satukan seluruh komponen kekuatan kita, baik suku, ras, agama, moril maupun materil, untuk bersama-sama melawan mereka yang mengusung faham radikalisme dan intoleransi, dimana saat ini salah satu perjuangan bersama itu kebetulan ada di Kota Garut yg diwadahi ALMAGARI.”
“Untuk itu mari kita jadikan perjuangan Garut sebagai perjuangan Nasional kita bersama, jangan biarkan Garut berjuang sendirian. Sementara mereka lawan kita, bersatu ramai menghantam Garut, ingat, satu langkah kecil di Garut akan jadi langkah besar di Indonesia, mungkin memang harus dimulai dengan Garut untuk meluruskan Garut dari Darurat NII kembali sebagai Garuda Utama di Indonesia.” Tandas Abah Anton yang pernah menjabat sebagai Kapolda Jabar.
Mari kita perangi gerakan mereka sekecil apapun, jangan beri mereka kesempatan walau hanya satu inci sekalipun, dan jangan biarkan mereka terus tumbuh dan berkembang menjadi virus yang menggerogoti bangsa dan Negara dari dalam, yang memang pada kenyataanya mereka sangat Anti Pancasila dan UUD1945, sehingga menganggap para pejabat negara pun sebagai Thogut (penyembah berhala).
Dalam Al Quran surat Al Anbiya ayat 107, Allah SWT juga berfirman mengenai rahmatan lil alamin, Latin: Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-‘ālamīn. Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”
“Maka dengan demikian sudah sangat layak jika mereka dikategorikan sebagai penghianat bangsa, jangan beri ampun, sikat habis mereka-mereka, para penghianat bangsa, sudah saatnya kita pakai jurus NOBAT, Nongol langsung Babat.” Tegas Anton Charliyan.
“Ora et labora, mari kita berjuang, mari kita bekerja sambil berdoa,” Pungkas Abah Anton Charliyan. [Eka].
Comment