PANDEGLANG|sergap24.com – Pemberitaan terkait pembangunan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di wilayah Kecamatan Pagelaran semakin ramai diperbincangkan. Proyek tersebut kini menjadi sorotan tajam lantaran diduga dikerjakan asal jadi, dengan temuan lapangan yang mencengangkan. 
Beberapa pekerjaannya diduga jauh dari standar teknis. Berdasarkan hasil penelusuran di lokasi, ditemukan pemasangan batu dasar tanpa menggunakan adukan semen, serta pemasangan batu pada saluran yang masih tergenang air. Praktik tersebut dinilai sangat tidak sesuai dengan prosedur konstruksi irigasi yang seharusnya.
. 
Para petani mempertanyakan bagaimana pekerjaan bisa dilakukan dengan cara demikian, mengingat program RJIT menggunakan anggaran negara mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Ketika sejumlah awak media mencoba mengonfirmasi temuan tersebut kepada Korluh Pertanian Kecamatan Pagelaran, pejabat terkait diduga memilih bungkam dan tidak memberikan keterangan apa pun.
Sikap tutup mulut ini makin menambah tanda tanya besar terkait kualitas pengawasan di lapangan dan transparansi pelaksanaan program.
Menanggapi kejanggalan tersebut, AWDI (Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia) DPC Kabupaten Pandeglang akhirnya bersuara.
Jaka Somantri, Sekjen AWDI DPC Kabupaten Pandeglang, mengungkapkan bahwa laporan masyarakat mengenai dugaan pelaksanaan RJIT asal-asalan sudah diterima oleh pihaknya.
“Kami mendapat laporan bahwa ada pemasangan batu dasar tanpa adukan semen, bahkan ada batu yang dipasang saat saluran masih tergenang air. Ini sangat tidak sesuai dengan kaidah teknis pembangunan irigasi,” tegas Jaka.
Jaka menyayangkan sikap tidak kooperatif dari Korluh Pertanian Pagelaran, yang justru menutup diri dari permintaan klarifikasi.
“Korluh seharusnya memberikan penjelasan, bukan menghindar. Ini berkaitan dengan penggunaan anggaran negara dan berdampak langsung pada petani. Keterbukaan itu wajib,” ujarnya.
AWDI Pandeglang mendesak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang untuk segera melakukan peninjauan dan pengecekan ulang ke lokasi proyek RJIT di Pagelaran.
“Kami meminta Dinas Pertanian turun langsung melakukan audit lapangan. Jika benar ditemukan praktik yang tidak sesuai, harus ada tindakan tegas. Jangan sampai proyek ini hanya menjadi formalitas yang menghabiskan anggaran,” tambah Jaka.
Hingga berita ini dirilis, pihak Korluh Pertanian Kecamatan Pagelaran maupun Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang belum memberikan keterangan resmi mengenai dugaan pelaksanaan proyek RJIT yang tidak sesuai standar tersebut.
Sementara itu, para petani berharap pemerintah mengambil langkah cepat demi memastikan kualitas irigasi yang dibangun benar-benar bermanfaat, bukan justru menjadi pekerjaan asal-asalan.
(Tim/red)


























Comment