PANDEGLANG|sergap24.com — Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang menegaskan komitmennya dalam menurunkan penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak melalui Penguatan Program Pencegahan Penularan Ibu ke Anak (PPIA) pada tahun 2025. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, Hj. Eniyati, SKM., M.Kes, dalam kegiatan resmi penguatan kapasitas tenaga kesehatan. 
Dalam sambutannya, Eniyati menjelaskan bahwa infeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat baik secara global maupun nasional. Tingginya risiko penularan dari ibu kepada bayi menjadi perhatian serius:
Penularan HIV dari ibu ke anak dapat mencapai 20–45%,
Penularan Sifilis sebesar 69–80%,
Penularan Hepatitis B pada ibu hamil bahkan mencapai 90–95%.
“Program PPIA merupakan intervensi yang sangat efektif untuk mencegah penularan vertikal. Upaya ini harus dilakukan secara terpadu mulai dari pra-kehamilan, masa kehamilan, persalinan, hingga setelah melahirkan,” tegas Eniyati.
Skrining Ibu Hamil: Capaian Pandeglang Tahun 2024 dan 2025
Sebagai salah satu strategi utama, Pandeglang telah melaksanakan skrining HIV, Sifilis, dan Hepatitis B bagi ibu hamil melalui pemeriksaan antenatal (ANC) trimester pertama menggunakan rapid test.
Capaian tahun 2024 menunjukkan hasil menggembirakan, seluruh target skrining bahkan melampaui sasaran:
HIV: 23.714 ibu hamil (101%)
Sifilis: 23.714 ibu hamil (101%)
Hepatitis B: 24.243 ibu hamil (100%)
Sementara itu, capaian sementara hingga Oktober 2025 menunjukkan progres yang terus berjalan:
HIV: 19.826 ibu hamil (82%)
Sifilis: 19.826 ibu hamil (82%)
Hepatitis B: 20.193 ibu hamil (83,9%)
Walaupun angka skrining cukup baik, Eniyati menegaskan bahwa keberhasilan program bukan hanya terletak pada tingginya capaian deteksi, tetapi juga kelengkapan tata laksana bagi kasus reaktif, baik untuk ibu hamil maupun bayi yang dilahirkan.
Dalam implementasinya, masih terdapat beberapa kendala di lapangan. Di antaranya:
Penolakan keluarga terhadap pemeriksaan atau tindak lanjut kasus reaktif,
Pemantauan kasus yang belum optimal oleh sebagian tenaga kesehatan pemberi layanan.
Kondisi ini membuat penguatan kapasitas tenaga kesehatan menjadi sangat penting, terutama terkait penatalaksanaan bayi atau anak dari ibu dengan HIV, Sifilis, maupun Hepatitis B.
Melalui kegiatan Penguatan Program PPIA Triple Eliminasi, Dinas Kesehatan Pandeglang menekankan perlunya peningkatan pengetahuan, keterampilan, serta komitmen tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan yang menyeluruh dan berkualitas.
“Dengan penguatan tenaga kesehatan, kami berharap Kabupaten Pandeglang dapat mencapai Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak pada tahun 2025,” ungkap Eniyati optimistis.
Melalui kolaborasi lintas sektor, perluasan akses pelayanan, serta peningkatan kesadaran masyarakat, Pemerintah Kabupaten Pandeglang berharap target Triple Eliminasi dapat diwujudkan demi menyelamatkan generasi masa depan dari ancaman penyakit menular kronis.”(Tim/red)


























Comment