Ogan Ilir,- Sergap24.com,-PAUD/Kelompok Bermain (KB) Kenanga poros dusun ll desa Seri Dalam yang dipimpin Yusniar S. Pd diduga PAUD siluman dan salah gunakan dana BOP PAUD. Modusnya ialah dengan memfiktifkan jumlah muridnya demi kepentingannya untuk mencairkan dana BOP.
Kelompok Bermain yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Timur ini disinyalir tidak pernah menjalankan aktivitas KBM nya namun terdaftar di Dapodik dan menerima aliran dana BOP.
Parahnya lagi, KB Kenanga ini bahkan tidak memiliki murid sama sekali alias nihil. Diduga kuat jumlah murid yang tercantum di Dapodik ialah murid fiktif belaka.
Hal itu diungkapkan langsung oleh salah satu guru yang mengajar di salah satu PAUD di Kecamatan Tanjung Raja yang identitasnya minta dirahasiakan. Dia mengaku sudah sangat gerah dengan ulah Yusniar beserta keberadaan KB Kenanga yang bermuridkan fiktif tersebut.
Kepada media ini, guru PAUD tersebut mengaku bahwa memang mulanya Yusniar merupakan kepala sekolah di KB Kenanga di desa Seri Dalam.
Namun pasca terjadinya konflik, Yusniar yang enggan menyerahkan KB Kenanga ke pemimpin selanjutnya saat itu memutuskan untuk memindahkan KB beserta segala atribut dan perlengkapan sekolah ke lokasi yang saat ini (di Tanjung Raja Timur). Selepas itu, diketahui terbentuklah KB baru bernama Kenanga ll dan sudah berjalan.
Sementara itu, KB Kenanga lama yang diambil alih dan dipindahkan Yusniar tersebut sudah tidak beroperasi layaknya sekolah PAUD pada umumnya. Bahkan menurut warga setempat, KB Kenanga tersebut tidak memiliki murid satupun.
Diketahui warga setempat bahwa lokasi itu merupakan gudang penjualan beras bukanlah tempat sekolah anak-anak PAUD. Dan dipastikan bahwa di sana tidak pernah ada aktivitas belajar dan mengajar.
“Seluruh aset milik KB Kenanga diambil alih dan dipindahkan oleh ibu Yusniar ke rumahnya dan ke gudang beras miliknya itu. Lalu di lokasi lama ini berjalanlah PAUD baru dan berganti nama menjadi KB Kenanga ll”, kata dia sebut saja N, Senin (20/05/2024).
Masih katanya, saat itu seluruh aset milik KB lama seperti meteran listrik, wahana permainan (ayunan,dll) diambil olehnya dengan alasan barang tersebut dibeli dari uang pribadinya lalu dipindahkan ke ruko di wilayah lokasi Kelurahan Tanjung Raja Timur dan di sana pernah dipasang banner bertuliskan KB Kenanga.
“Setau kami itu ruko, tempat jualan beras. Dan oleh ibu Yus seolah dibuat menjadi PAUD (KB) Kenanga. Padahal KB tersebut tidak berjalan dan tidak ada muridnya, tapi dia terus terima dana BOPnya. Bisa dicek data KB Kenanga, di situs Dapodiknya tidak sesuai dengan data real di lapangan. Yang kami tahu Yusniar itu mengajar di sebuah TK di Rantau Panjang”, ujarnya.
Demikian halnya yang dikatakan warga setempat membenarkan bahwa di Kelurahan Tanjung Raja Timur sudah ada PAUD tepat berada di samping kantor Lurah. Dan KB Kenanga itu tidak jelas, tidak ada muridnya. Anehnya lokasinya di sini, tapi katanya itu PAUD izinnya masih di desa Seri Dalam, kata warga.
“Tak hanya itu, sang narasumber (guru) ini juga mengakui banyak guru-guru paud/tk yang tidak memenuhi syarat wajib S1 atau D3-D4 apalagi lulusan PGPAUD/PGTK tak ada mungkin se kabupaten ogan ilir yang S1 atau lulusan PGPAUD/PGTK hanya 15% saja sisanya kami menduga tak jelas semua.
Lanjut sumber mengatakan, bahwa setiap pencairan dana BOP PAUD, pihaknya yakni salah satu kepala sekolah KB di Kecamatan Tanjung Raja inipun dipintai setoran (upeti) sebesar Rp 500 ribu dan uang tersebut disetorkan melalui Yusniar selaku ketua PC.
“Jadi, di tiap pencairan BOP ya kami disuruh setorlah sejumlah uang ke ibu Yus (ketua PC) tadi. Katanya sih setoran itu, sebagai uang pribadi kita-kita ini untuk ke Dinas. Ya kemungkinan setoran 5-10 persen itu tidak hanya terjadi di KB/PAUD Kecamatan Tanjung Raja ini saja”, bebernya.
Dan kabarnya, sambung dia lagi, setoran ini juga berlaku buat seluruh PAUD/TK di kabupaten Ogan Ilir sebesar 5 persen setiap pencairan dana BOP.
“Dana BOP kan cair dua kali dalam setahun itu artinya diduga ada setoran 10 persen ke pihak Dinas”, jelasnya.
Menurut N, permasalahan KB Kenanga bermuridkan fiktif ini sudah sempat dilaporkan ke pihak dinas pendidikan kabupaten Ogan Ilir namun tidak ada responnya apalagi tindaklanjutnya diduga ada kongkalikong dengan pihak terkait (Disdikbud Ogan Ilir).
Nara sumber ini berharap agar permasalahan PAUD murid fiktif penerima dana BOP dan setoran 5-10% tersebut bisa ditangani dan diusut oleh APH.
Ditemui terpisah, Yusniar malah membantah tuduhan tersebut, dia mengaku KB Kenanga yang dipimpinnya itu memiliki murid walaupun tidak banyak hanya 6 orang. Dan terkait masalah aset yang saya ambil dari paud itu karena saya yang membelinya memakai uang pribadi.
“Mengenai lokasi gedung PAUDnya ada di wilayah Kelurahan Tanjung Raja Timur. Hal itu tidaklah masalah karena jaraknya dengan rumah saya lumayan jauh lagipula pula alamat orang tua dan keluarga saya masih warga desa Seri Dalam, ” Kata Yusniar.
Sementara, Kabid PAUD dan PNF Disdikbud Kabupaten Ogan Ilir M. Ramdhoni, S.Pd. SD., saat dikonfirmasi mengatakan, terkait laporan mengenai hal ini pihaknya perlu menelusurinya terlebih dahulu.
“Kami sangat berterimakasih atas informasi ini. Akan kami telusuri. Dan saat ini, kami belum bisa memutuskan/menentukan keputusan mengenai masalah PAUD tersebut. Nanti, akan kami panggil dulu pihak-pihak yang terkait dengan hal ini”, tuturnya sambil berlalu meninggalkan ruangan, karena mau ada rapat di ruang sekda.
Terpisah dari itu, dikarenakan tak sempat untuk konfirmasi secara langsung terkait dugaan adanya setoran 5% tersebut. Maka dengan sangat terpaksa, awak media ini mencoba mengkonfirmasinya melalui chat aplikasi Whatsapp-nya, Kabid PAUD Ramdhoni belum membalasnya. Tim. “
Comment