sergap24.com – Bitung (SULUT), Pemerintah Kota Bitung dalam waktu dekat akan mengintervensi harga pangan khususnya beras, yang dinilai mulai mengganggu stabilitas harga pangan lokal.
Pemda berencana menyalurkan beras murah dan terjangkau kepada 73 ribu Kepala Keluarga (KK), dengan harga 10.500 dari modal pembelian 9.900.
Hal ini disampaikan Walikota Bitung Ir. Maurits Mantiri MM, usai melakukan pertemuan dengan pihak Bulog, Rabu, (11/10/03)
“Beras jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ini akan kami beli di Bulog dengan harga 9.900 per liter dan akan dijual di bawah Harga Eceren Tertinggi (HET),” ungkap Maurits. Seperti diberitakan Manado Post.
“Dalam waktu dekat Pemkot Bitung akan menggelar pasar murah, dan semua bisa membeli dengan harga murah atau terjangkau. Pasar murah tersebut akan ditangani Dinas Perindag, Dinas Sosial dan Bagian Perekonomian,” Lanjut Maurits kepada Media.
Program ini lanjut Maurits, sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo, dan kegiatan ini berlangsung terus menerus. Pemerintah Kota akan menyiapkan Rp. 4 miliar dan disalurkan dengan bantuan Forkopimda Bitung.
Menanggapi kebijakan tersebut, Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Kota Bitung mengapresiasi kebijakan pemerintah.
Menurut APPSI, kebijakan tersebut sangat strategis untuk membantu masyarakat kota Bitung.
Namun, Organisasi pasar itu mengharapkan pemerintah juga mempertimbangkan dampaknya ditingkat lokal.
“ Kami mendukung langkah pemerintah melaksanakan pasar murah untuk menekan harga beras yang cenderung naik. Namun, disisi lain kami juga berharap pemerintah memikirkan dampak berkelanjutan bagi nasib ribuan pedagang, dipasar lokal”, Ungkap Sekretaris APPSI Vanny Kaunang.
Dia menjelaskan, harga beras ditingkat pedagang yang tinggi sebenarnya dipicu naiknya harga beli ditingkat distributor. Pedagang dipaksa untuk menyesuaikan dengan harga distributor. Meski harga naik namun rate keuntungan pedagang tetap sama, dan justru nilai modal pedagang bertambah.
“ harga beras dari berbagai jenis sudah diatas 12 ribu. Bahkan premium ada diangka 14 ribu lebih/kg. Jika beras bulog dalam jumlah besar dilepas pemerintah dengan harga 10.500 diluar pasar, maka dampaknya akan terasa kepada pedagang dipasar lokal. Karena pedagang kesulitan melepas harga berasnya”, Ungkapnya.
“Bayangkan jika ada 73 ribu KK masing-masing mendapatkan 20 Kg beras, maka ada sekitar 1,4 juta Kg beras dilepas dipasarkan dengan harga murah, Pasti omset pasar lokal akan tergerus tajam.Apalagi jika dilakukan secara terus menerus”, Tambah Vanny singkat.
Dia mengharapkan, kebijakan pasar murah juga bisa menjangkau pedagang. Dalam arti lebih teknis, subsidi itu bisa juga diintervensi dari tingkat distributor, agar pedagang merasakan dampak kebijakan pemerintah.
Hal itu bisa dilakukan, seperti upaya APPSI yang mengintervensi Harga minyak Goreng Subsidi lewat jalur pabrik dan distributor, ketika harga minyak goreng subsidi melonjak drastis karena mekanisme pasar yang buruk, pada akhir 2022 dan awal 2023.***
Comment